Kamis, 26 Januari 2012


JAKARTA(ME)-LANJUTAN sidang mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin kian memanas dan menyulut bola panas terhadap Parpol pemenang pasangan SBY-Boediono tersebut. Mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group, Yulianis yang juga anak buah M Nazaruddin, pada sidang lanjutan, Rabu (25/1) di Pengadilan Tipikor, Jakarta, membenarkan bahwa ada dana dari Permai Group mengalir ke kongres Partai Demokrat tahun 2010. Uangnya tunai, berbentuk dolar dan rupiah diangkut dengan tiga mobil yang dikawal polisi. “Ada tiga mobil yang dibawa dari Jakarta. Mobil pertama mobil box, Nissan X-Trail, Toyota Fortuner, Honda CRV, dan dikawal sebuah mobil polisi,” kata Yulianis di hadapan persidangan. Rincian uang yang dialirkan ke kongres Demokrat itu, lanjut dia, terdiri dari 30 miliar dalam bentuk rupiah dan 5 juta dalam bentuk dolar AS. Khusus yang dolar, 2 juta diantaranya dari uang Permai Group, sementara sisanya dari sumbangan. Ia sendiri tidak mengetahui darimana saja sumbangan itu berasal.

Lebih jauh Yulianis menuturkan, uang itu kemudian dibawa dan diletakkan di Hotel Aston, Bandung. Apakah uang digunakan untuk pemenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat? Yulianis membantahnya.
“Yang saya tahu uang itu diperuntukkan untuk kongres Partai Demokrat,” tandasnya.
Pengakuan Yulianis ini membenarkan apa yang disampaikan Nazaruddin dan supir pribadinya yang mengaku mengangkut uang tersebut, terutama supir yang mengendarai mobil box miliknya.
Ia juga menyiapkan uang sebesar 1,1 juta dolar AS untuk diberikan ke politisi di Senayan. Uang itu dialirkan untuk mengurus proyek pembangunan wisma atlet. “Pak Nazaruddin meminta uang, tetapi urusannya lebih banyak ke teman-teman di DPR RI,” ungkap perempuan bercadar itu.
Yulianis mengaku sudah mengeluarkan uang sebesar 450 ribu dolar AS pada tanggal 30 April 2010. Kemudian, pada tanggal yang sama juga dikeluarkan uang sebesar 50.000 dolar AS, 200 ribu dolar AS dan 400 ribu dolar AS.
Uang tersebut diberikan langsung kepada Nazaruddin jika ada di sedang di kantor Permai Group, atau menggunakan kurir jika sedang berada di luar. “Jika bapak (Nazaruddin) di DPR, supir saya, Lutfhi, Dadang dan Bari yang mengantar,” jelas Yulianis.
Galak Soal Fee 
Dirinya juga diperintah Nazaruddin untuk menagih fee dari PT Duta Graha Indah (DGI) Tbk yang mengantongi kontrak proyek Wisma Atlet sebesar Rp191,6 miliar. “Totalnya ada empat cek. Kalau dipersentase itu awalnya 14 persen (dari nilai proyek,red). Saya dapat perintah dari Pak Nazar menangih 14 persen, tapi dari PT DGI hanya 13 persen,” kata Yulianis.
Dipaparkannya pula, awalnya fee dari proyek Wisma Atlet yang akan dibagi-bagi mencapai 21 persen. Namun ternyata, realisasinya hanya 13 persen.
“Itu (soal besaran fee,red) ada pembicaraan antara Rosa (Mindo Rosalina Manulang), Pak Nazar dengan PT DGI. Saya hanya dapat perintah menagih fee-nya 14 persen,” sebut Yulianis.
Dalam kesempatan itu Yulianis juga mengungkapkan, pada pertemuan direksi di Permai Grup sekitar bulan Agustus-Setember 2010, Nazar pernah marah-marah lantaran anggaran proyek Wisma Atlet yang turun dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) hanya Rp200 miliar. Padahal awalnya Nazaruddin berharap nilai proyeknya Rp400 miliar.
“Pak Nazar marah sama Bu Rosa karena dari Kemenpora itu turunnya hanya Rp200 miliar, sedangkan kami sudah mengeluarkan hampir 16 miliar,” ungkapnya.
Selain itu Yulianis juga membeber perihal aliran uang ke Nazaruddin. Yulianis mengaku menerima cek dua lembar cek dari marketing PT DGI, M El Idris pada Februari 2010. Masing-masing nilai ceknya adalah Rp1,12 miliar dan Rp1,05 miliar.
“Bapak (Nazaruddin,red) tanya kenapa cuma dua miliar. Saya bilang, Pak Idris akan memberikan sisanya,” ucap Yulianis. “Dua cek itu untuk proyek Wisma Atlet,” sambungnya.(kar)

//bert 2//
Suap Angelina dan Wayan 
JAKARTA (DP) — Aliran uang dari proyek Wisma Atlet ke Angelina Sondakh dan Wayan Koster semakin terkuak. Mantan anak buah M Nazaruddin di Permai Grup, Yulianis, membeber tentang uang untuk dua anggota Komisi Olahraga DPR yang juga duduk di Badan Anggaran (Banggar) itu.
Yulianis saat bersaksi pada persidangan atas M Nazaruddin di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (25/1), mengungkapkan, uang yang diserahkan ke Wayan Koster dan Angelina Sondakh itu atas dasar permintaan dari Mindo Rosalina Manulang. Menurut Yulianis, uang yang digelontorkan untuk Angelina dan Wayan itu totalnya Rp 5 miliar.
Mantan Wakil Direktur Keuangan di Permai Grup iotu menyebut uang Rp 5 miliar untuk Angelina dan Wayan terdiri dari Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar. “Angelina Sondakh strip Wayan Koster. Ada pembukuan. Ada di laporan pembukuan. Ada saya laporkan ke Pak Nazar,” kata Yulianis.
Lebih lanjut Yulianis mengatakan, sopirnya yang bernama Luthfie mengantar uang untuk Angelina. Uang untuk Angelina yang juga Wakil Sekjen Partai Demokrat itu diserahkan melalui stafnya yang bernama Jefrie.
“Saya pernah ditelepon oleh Jefri. Menurut Bu Rosa, itu (Jefrie,red) stafnya Bu Angelina Sondakh. Untuk penerimaan uang yang dikirim lutfi, dua miliar dan tiga miliar. Saya cuma bilang, ada permintaan dari Bu Rosa (soal uang untuk Angelina,red), saya ajukan ke Bu Neneng (istri Nazaruddin) dan uang itu bisa keluar,” kata Yulianis.
Uang untuk Wayan Koster juga diantar oleh Lutfie. Hal itu berdasarkan pengakuan Luthfie ke Yulianis. “Saya sudah antar ke ruangan pak Wayan Koster, tadi berpapasan dengan Angelina dan Wayan,” kata Yulianis menirukan ucapan sopirnya itu.
Disebutkannya pula, Wayan Koster penah menerima sendiri uang dari Nazaruddin. Yulianis menyebut salah satu stafnya, Dewi, pernah menemui Wayan Koster. “Kalau Dewi itu langsung ke Wsyan Koster tanpa perantasa,” sambunngnya.(ara/jpnn) 





EmoticonEmoticon