Kamis, 26 Januari 2012

Agung Laksono: Elit Parpol Koalisi Jangan Mendiskreditkan SBY!

Jakarta(ME) - Wakil Ketua Umum Golkar Agung laksono melihat ada gelagat kritik yang bernuansa mendiskreditkan pemerintahan SBY, utamanya datang dari parpol koalisi. Menurut Agung, parpol koalisi harusnya mendukung, bukan menjelek-jelekkan pemerintah di depan rakyat.

"Suhu politik semakin meninggi karena ada silang pendapat parpol koalisi yang menyoroti kinerja pemerintah bahwa negara ini gagal. Pendek kata mendiskreditkan pemerintah yang justru hanya untuk menarik simpati publik. Tapi lebih kepada mendiskreditkan menjelek-jelekkan. Saya mendorong partai koalisi seperti Golkar untuk menyampaikan kritik itu secara lebih beretika," kata Agung kepada detikcom, Jumat (27/1/2012).

Agung tak masalah pemerintahan dikritik. Namun ia yang juga Menko Kesra mengaku tak nyaman dengan kritik yang tidak seimbang terhadap pemerintah.

"Kita tidak boleh antikritik, tapi masih saja memanfaatkan momentum itu yang boleh dikata kategorinya menyesatkan. Ada yang mengatakan negara ini autopilot yang tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah seperti Mesuji, Bima, dan lainnya. Tidak berarti dinafikan tapi begitu banyak penanganan yang berhasil tidak dihitung. Jadi imbalance, tidak seimbang," keluh Agung.

Ia pun meminta elit parpol koalisi untuk lebih mendidik rakyat. "Saya meminta elit-elit partai khususnya koalisi untuk mendidik rakyat. Kalau membuat pernyataan supaya seimbang sehingga ada balancing positif dan negatif. Atau jangan juga memprovokasi. Saya bukan menyampaikan keluhan politik tapi mengajak para elit politik supaya lebih dewasa arif negarawan dengan pendidikan politik yang baik termasuk tidak melakukan hal-hal provokatif tendensius," imbaunya.

Menurutnya, tak sepenuhnya pemerintahan bisa dikatakan gagal. Apalagi berjalan tanpa pilot seperti yang diserukan dengan slogan kritik 'negara autopilot'.

"Untuk menilai pemerintah gagal harus ada ukuran kuantitas. Indikator makro investment grade kita kan bagus. Para investor berbondog-bondong investasi yang riil, jangka panjang. Kalau hanya beli saham gampang masuk gampang keluar, kalau bikin pabrik bisa jangka panjang. Itu kan bukan berarti tanpa pilot,"tandasnya.



EmoticonEmoticon