Selasa, 18 Juni 2019

HMI: Menuju Mimpi

Siapa yang tidak mengenal HMI? Bagi kalangan mahasiswa, organisator, dan akademis, di tanah air pasti sangat mengenal organisasi HMI. Bahkan dunia pun mengakui keberadannya.
Hal ini terbukti dengan adanya desertasi kristian morville yang berjudul "German Minds, Madina hearts" 2004 dengan studi kasus HMI cabang Yogyakarta. Kristian menyebutkan, HMI critical reflection and independency are fundamental intelectual ideals.

Kamis, 03 Januari 2019

Meng Khalifah kan Kehendak Tuhan

Meng kahifah kan kehendak Tuhan

Membingungkan bukan? Kalau gak membingungkan itu bukan cak Nun (panggilan akrab Emha Ainun Najib). Yang taraf ke makrifatan nya sulit untuk dipahami hehe, semoga beliau tidak marah, kalaupun marah saya siap dimarahi 😊

Sebagai anak cucu Adam, yang terlahir "fii ahsani taqwim" tentu tidaklah luput dari kekeliruan dan kesalahan yang memang sudah menjadi tabiat manusia bukan?. Yang awalnya tudak tahu apa apa, kemudian Tuhan tuturkan pengetahuan tentang benda benda, seperti alif-ba-ta makrifat pertama yang mengawali perjuangan untuk menjadi mulia.

Lebih lanjut Cak Nun menuutrkan lewat puisinya, bahwa dewasa tidaklah ditandai dengan kegagahan diri, melainkan rela menyaring dan menyeleksi. Dan kita mungkin adalah kambing dijalanan peradaban ini, darah bercecer lalu dagingnya buat santapan pesta politik negeri.

Kita bukan lah musa yang membukakan universitas cakrawala, yang setiap gejala dan segala priblematika zaman dibaca. Bukan pula seperti isa yang lembut wajahnya, yang dengan matanya mengajarkan cinta.

Namun piling tidak kita bisa belajar; pada Ibrahim tentang rekontruksi tauhid sejati, pada ismail tentang keihlasan dan pengorban, pada musa tentang keteguhan, dan pada Isa tentang kelembutan dan cinta kasih.

Itu yang dimaksud dengan Muhammadkan Hamba.
Wallahu a'lam bis sowab

#kangmizan
#caknun
#manunggalingkawulogusti

Sabtu, 15 September 2018

Menghadirkan "Nun"

Picture di ambil dari google
Nun adalah satu diantara 30 huruf hijaiyah yang adsla di dalam alqur'an. Kita juga tahu dari 30 juz dan 114 surah, adalah rangkaian dari 30 huruf hijaiyah, dan diantaranya adalah peran penting Nun dalam setiap kalimat ayat yang ada dalam alqur'an.

Nun sendiri memiliki, makna yang tersimpan dan begitu dalam. Sehingga mahluk pun tidak mampu menerjemahkannya, secuali Allah (Tuhan sekalian Alam). Salah satu contoh nya surah al qolam yang diawali dengan Nun. Tentu sebagai penulis juga tidak akan menjawab, sebab bukan peran penulis disini.

Sedikit bercerita, penulis memaknai Nun disini dengan banyak sisi. Diantaranya pertama; sisi komunikasi, misal dalam komunikasi masyarakat jawa, Nun adalah satu alternatif jawaban tentang adab atau tata krama. Biasanya jika ada seseorang yang lebih tua memanggil, maka Ungkapan Nun lah yang mampu mewakili sekaligus sebuah penghormatan pada yang lebih tua dari kita. Meskipun banyak kata lain seperti ( opo, piye, dll). Tetapi Nun lah yang dianggap tepat untuk mewakili jawaban tersebut. Itu dari sisi bahasa dan kultur jawa. (Baca: adab jawa)

Selanjutnya Nun juga pengejawantahan satu, menyatukan (nyawiji). Sebab Nun adalah huruf yang bisa membaur di kalimat manapun, ia bisa memposisikan diri disegala kondisi. Ia (Nun) tidak pernah marah disandingkan dengan siapa saja, justru ia memberikan nilai tambah pada yang lainnya dengan kemampuannya untuk mengubah hukum bacaan pada setiap kakimat. Apabila ia bertemu dengan salah satu huruf idzhar maka ia akan menjadi jelas, ia juga akan samar jika bertemu dengan huruf ikhfa' dan seterusnya. (Baca: maharijul huruf)

Dengan demikian, menjadi Nun adalah pilihan setiap kita. Apalagi kita adalah bagaian dari bangsa yang besar, yang kaya akan bahasa dan budaya, ras serta agama. Maka sesungguhnya nilai pancasila adalah Nun sejati bagi bangsa ini.

Kemudian menghadirkan diri kita sebagai Nun, berperan sebagai mana mestinya peran kita untuk bangsa. Tanpa harus merendahkan, menolak perbedaan saudara lainnya. Membangun bangsa tidak perlu gontok-gontokan siapa yang paling pancasila. Jika sudara kita tidak hafal pancasila minimal ia tetap mengamalkan nilai yang terkandung didalamnya. Karena berbangsa adalah satu kesatuan tanpa menolak perbedaan,  jika kita tidak suka kopi, minimal jangan pecahkan gelas kopi saudara kita. Begitu lah Nun untuk bangsa.

kangmizan (pegiat kopi)

fb: kangmizan
wa:082170707101

Selasa, 28 November 2017

Cahaya

Tidak ada ungkapan yang istemewa selain terima kasih padanya. Iya terima kasih atas segala ihtiar yang selama ini engkau berika pada kami (student)

Rasanya sudah lama kata kata itu kita dengar lebih dari separuh umur kita, kata itu menjadi inspirasi bagi semua tindakan kita selama ini. Dia adalag guru, yang setiap katanya selalu digugu (dipatuhi) dan tindakannya senantiasa menjadi cerminan. Ungkapan itu biasa disebut dengan istilah digugu lan ditiru (ungkapan falsafah jawa?.

Zaman berganti ilmu pengetahuan semakin canggih dan berkembang. Mulai dari era tradisional, modern, hingga era melenial. Yah semua itu berkat kemajuan dan peradaban umat manusia. Namun guru tetaplah guru yang memiliki tugas yang sama dari dulu hingga kini tetap seorang pendidik (universal). Yang tugasnya bukan hanya sekedar tranfer of knowlge tetapi juga merubah prilaku dari yang tidak baik menjadi baik atau bahasa lainnya memanusiakan manusia.

Saya jadi teringat tentang runtuhnya perang dunia ke II di awali dengan hancurnya dua kota besar di jepang yakni hiroshima dan nagasaki. Menariknya, jepang bukan pada pencapaian kemajuan pada saat ini, namun ketika jutaan manusia mati akibat nuklir. Kaisar (jepang) bertanya berapa guru yang masih hidup? Yang menjadi pertanyaan mengapa yang ditanya adalah guru? Saya yakin sebab jepang (kaisar pada saat itu) sadar kekalahannya bukan karena akibat hebatnya tentara dan senjata jepang pada masa itu. Namun karena ia tidak mau belajar pada guru tentang teknologi nuklir.

25 november lalu kita sama sama merayakan hari guru nasional. Hampir semua guru mendapat ucapan selamat baik dari muridnya maupun dari koleganya, ucapan terima kasih sampai belasungkawa membanjiri para guru kita, terima kasih karena guru telah memberikan jasanya untuk semua warga. Belasungkawa karena di era super melenial ini kesejahteraan guru tidak semua dapat dirasakan. Banyak mereka yang masih ihlas mendidik generasi penerus bangsa. Dan ada beberapa kasus hingga terpidana.

Semoga guru indonesia mampu menjadi tauladan bagi kita semua demi cita cita bangsa.

Meskipun telat dalam menulis.. saya tetap mengucapkan terima kasih guru

Ponorogo, 28 nov 2017
#kangmizan


Selasa, 18 April 2017

Membagi Cinta

taken by KangMizan
Membagi Cinta
(Part ke II Gadis pojok kanan)
Oleh: Hanafi

Kudengar alunan lagu bersenandung rindu, melodi cinta yang menggebu di dalam hati yang terpaku, itu lirik lagu dari Imam S arifin Senandung Rembulan yang menggambarkan hati ini. bayangkan saja coba, Lelaki mana yang tak bahagia ketika memiliki perempuan yang anggun dan bersahaja. Dan kurasa sangat munafik ketika menyebutnya i
tu biasa biasa saja. Memang sejak kubertemu dengan Gadis itu dihari pertamakuu kuliah, aku sudah menjatuhkan hatiku padanya. Bagiku mencintainya adalah suatu anugrah yang diberikan Tuhan padaku.

Kamis, 06 April 2017

Gadis dipojok Kanan


foto yuuri-matsumoto
Oleh: Hanafi 
Hari itu menjadi hari pertamaku menjadi seorang mahasiswa, dengan langkah semangat 45 kuayun kakiku menuju gedung berwanra kuning.  Waktu menunjukkan pukul 07.30 wit, aku langsung mengambil posisi Duduk paling pojok, lantaran aku tidak  tertarik dengan yang depan, bagi ku sudah biasa semenjak aku di sekolah dasar hingga SMA aku selalu berada dibangku paling depan, hal inilah yang membuatku tidak tertarik lagi duduk di depan. Tidak lama kemudian Seorang Dosen memakai baju rapi masuk di ruangan dan duduk di pojok depan, tanpa basa-basi langsung di absen satu-persatu nama mahasiswa yang ada dalam ruang kuliah tersebut, termasuk aku. Selesai memberi absen pak dosen berdiri dan berceramah dengan gaya khasnya. Bagiku apa yang disampaiakan sangat bermakna dan berbeda sekali dengan janji-janji politisi di atas mimbar.

Kamis, 23 Maret 2017

“KANG SOLEH (Santri Yang Hilang)”

Oleh : Kang Mizan, Sebuah Cerpen

Dipinggiran perairan sebelah selatan kota Terlahir dari sebuah keluarga yang sederhana tidak lah menyurutkan semangat kang soleh dalam menatap kehidupan di dunia ini.  Santri menjadi pilihan utama dalam memilih jalan kehidupan.  Santri  bukanlah orang yang selalu berpakaian serba muslim yang tidak pernah lepas dari sarung dan peci, melainkan berpaikan biasa seperti anak kampung pada umumnya atau istilah bahasa pondok adalah santri kalong yang hanya belajar di masjid ketika magrib tiba dan pulang setelah isya’ begitulah kehidupan kang soleh menjadi santri kalong di kampungnya.

“ Setengah Gelas Kopi”

oleh: Kang Mizan
Pagi itu matahari cukup cerah, sekitar pukul 09:30 wib aku terbangun dari tidurkan karena sorotan matahari masuk pas di mukaku lewat jendela kamar kos kosan. Lagi-lagi aku bangun kesiangan, maklum sebagai mahasiswa yang memiliki cita-cita merdeka secara Illahiyah aku sering kali bergadang bersama teman-temanku seorganisasi. Walaupun terkadang  hanya satu gelas kopi di bagi-bagi namun bagiku itu sangat berarti, maklum anak kos kosan jauh dari orang tua. sesekali aku bersama teman-temanku bedah pemikiran Cak Nun dan Kawan-kawan.