taken by KangMizan |
Membagi Cinta
(Part ke II Gadis pojok kanan)
Oleh:
Hanafi
Kudengar alunan lagu bersenandung rindu, melodi
cinta yang menggebu di dalam hati yang terpaku, itu lirik lagu dari Imam S
arifin Senandung Rembulan yang menggambarkan hati ini. bayangkan saja coba, Lelaki
mana yang tak bahagia ketika memiliki perempuan yang anggun dan bersahaja. Dan
kurasa sangat munafik ketika menyebutnya i
tu biasa biasa saja. Memang sejak kubertemu
dengan Gadis itu dihari pertamakuu kuliah, aku sudah menjatuhkan hatiku padanya.
Bagiku mencintainya adalah suatu anugrah yang diberikan Tuhan padaku.Hanafi |
Sejak itu pula, cinta kami berdua semakin tumbuh
dan besar, hampir setap waktu aku selalu bersamanya, di pustaka, warung
internet (ngerjakan tugas kuliah), bahkan setiap berangkat dan pulang kuliah
aku selalu memboncengnya dengan motor metic kesayanganku, walaupun sebenarnya
itu bukan asli motorku. Melainkan pinjam dari dari kakak untuk berangkat kuliah. Hari demi hari berlalu, bulanpun
berganti aku dan gadis itu saling mencintai tanpa sarat.
Namun, waktu tidak bisa kuberhentikan begitu saja,
karena waktu akan terus berjalan sesuai dengan ketentuanNya. Aku dan Gadis itu
menjaga kemurnian cinta tanpa menodai kebesaran sang pemberi cinta. Berjalannya
waktu membuatku semakin sibuk, aku sudah mulai jarang SMS dengannya. Cintaku
pun harus kubagi dua satu mencintainya yang kedua mencintai dan berjuang bersma
organisasiku, iya, tentu saja harus kuakui, diorganisasi aku harus
memperjuangkan kepentingan. Berdiri disipang jalan , berteriak lantang
merobohhkan tembok tirani yang menjadi penghalang keadilan dan kesejahteraan
masyarakat
Tanpa sengaja aku dan beberapa teman organisasiku
sedang berjalan menuju kampus. Tiba-tiba Gadis itu memanggilku, Al,.. Sibuk nggak hari ini? tanyanya padaku.
Emmm enggak kenapa Nin.. ? Tanya balik padanya. Kenapa kiamu jarang SMS ke aku? Bahkan waktumu sudah tidak ada lagi
untuk ku ucapnya padaku. Tidak Nina
aku hanya ada beberapa tanggungjawab untuk masyarakat, kita kan mahasiswa peran
kita sebagai Agent of Change membantu masyarakat yang membutuhkannya. Kalau
bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi.. jawabku sedikit
member penjelasan padanya. Iya aku
ngeerti kok, semoga engkau selalu sehat dan istiqamah dalam berjuangan ya… ucapnya
seaya pergi meninggalkanku.
Sulit memang untuk member penjelasan pada nya
tentang keberadaanku saat ini, melihat tatapan matanya terahir kali bertemu
denganya aku sadar bahwa aku telah membuat luka dihatinya. Namun aku juga beban
moral terhadap organisasiku yang selama ini meberiku banyak hal tentang
kehidupan ini. sebenarnya aku tidak ada maksud untuk meniggalkannya apalagi
tidak bertanggung jawab atas kita aku dan dia.
Keaktifanku di organisasi membuat banyak hal mulai
membac, diskusi, dan aksi. Kebersamaanku juga pada organisasi membuatku faham
tentang permasalahan bangsa ini. diam-diam tertanam sendiri cinta ini pada
organisasiku. Meskipun begitu aku tetap tidak bisa melupakan gadis pertama
dihatiku, walau tidak saling komunikasi dan sapa hingga pada ahirnya
diapunmenghilang dari kehiodupanku tanpa memberiku kabar. Hingga kini cinta ini
masih tersisa untuknya, walau aku tidak tahu lagi keberadaannya saat ini.**.
EmoticonEmoticon