foto yuuri-matsumoto |
Hari
itu menjadi hari pertamaku menjadi seorang mahasiswa, dengan langkah semangat
45 kuayun kakiku menuju gedung berwanra kuning. Waktu menunjukkan pukul 07.30 wit, aku
langsung mengambil posisi Duduk paling pojok, lantaran aku tidak tertarik dengan yang depan, bagi ku sudah biasa
semenjak aku di sekolah dasar hingga SMA aku selalu berada dibangku paling
depan, hal inilah yang membuatku tidak tertarik lagi duduk di depan. Tidak lama
kemudian Seorang Dosen memakai baju rapi masuk di ruangan dan duduk di pojok
depan, tanpa basa-basi langsung di absen satu-persatu nama mahasiswa yang ada
dalam ruang kuliah tersebut, termasuk aku. Selesai memberi absen pak dosen
berdiri dan berceramah dengan gaya khasnya. Bagiku apa yang disampaiakan sangat
bermakna dan berbeda sekali dengan janji-janji politisi di atas mimbar.
Hanafi |
Nina
memang perempun yang baik, cantik dan pintar, wajahnya yang polos memakai
kacamata bening dan berkerudung putih. Aku yakin semua lelaki akan tergoda,
termasuk aku, sambil berguman sendiri ahirnya jam perkuliahan pengantar
pendidikan berahir tepat pada Jam 09.30 Wit. Dan kami semua bersiap-siap untuk
pulang. Kuperhatikan terus gadis itu, ahirnya dengan tersipu malu Nina Gadis
yang sedari tadi kuperhatikan tersenyum padaku, lalu pergi meninggalkan ruangan
kuliah. Aku tersenyum lepas ketika melihat senyuman itu!
Sambil
berjalan Pulang dari kuliah aku selalu tersenyum senyum dengan sendirinya, gak
tau apa sebabnya, tapi kuyakin ini semua karena Si Nina tadi, gumanku dalam hati.
Keesokannya aku lebih semangat untuk
pergi mengikuti perkuliahan namanya juga
lagi CAPER alias cari perhatian. Setiap aku berpapasan dengan Nina aku
selalu tersenyum dan berharap Nina selalu mengingatku. Memang hampir semua
mahasiswa sibuk tebar pesona di hadapan Nina termasuk aku, dan hari itu
kuberanikan diri untuk menghampiri Nina teman kelasku, hei.. Ali sambil ku ulurkan tanganku dihadapannya, perlu diketahui
nama lengkapku Muhammad Ali. dengan tersenyum Nina memandangku dan mengangkat
kedua tangannya maaf bukan muhrim, aku
Nina Ucapnya lembut. Sedikit malu kutarik tanganku dari hadapannya. Iya maaf, aku nggak tau balasku sambil
senyum malu merasa bersalah.
Hari-hariku
terasa penuh cerita selalu kangen kampus pengen setiap hari kekampus meskipun
hari libur, hanya satu alasan, ingin melihat senyum sahaja dari si Nina
mahasiswi yang selalu mengganggu hatiku.
Senyumannya...!!
Suaranya..!! Pandanganya..!! Pokoknya dia yang membuat luluh hati ini. Iya, dia
yang dengan segala lemah lembutnya, Dia yang tampil apa adanya secara alami tanpa
mack up. Dia tidak pernah pula menampakan kemarahannya sama siapa saja yang
mencoba menggodanya, selalu senyum manis yang lemparkan, itu pula yang membuat para mahasiswa
(laki-laki) menjadi sungkan dengannya.
“Aku
berpikir maka aku ada” itu yang kalimat yang diungkapkan oleh Renes Descartes
Filsuf kuno yang kubaca di perpustakan. di saat itu pula aku mulai berfikir,” ketika
aku jatuh cinta, maka aku harus ungkapkan” maklumlah
namanya juga mahasiswa . ketika cinta tidak aku ungkapkan, maka cinta itu
tidak ada. Dan untuk membuktikan uangkapan Renes Descartes, maka aku harus
mengungkapkan pada Nina, serta untuk membuktikan keberadaan Cinta (‘).
esok
harinya pagi sekali aku sudah bangun dari tidur ku, kutarik selimut yang
menggangguku untuk bangun dan segera ambil handuk dibelakang pintu kamar
kontrakanku. Tanpa basa-basi langsung mandi meskipun dinginnya air menusuk
tulangku. Aku tidak peduli asalkan pagi ini aku bisa mengungkapkan segala
perasaanku pada Nina Gadis pujaanku. Sengaja berpakaian rapi kuambil tas lalu
cabut meninggalkan kontarakanku menuju kampus. Pagi itu akulah satu-satunya
mahsiswa yang paling pagi berangkat kampus. Pagar kampuspun baru saja dibuka
oleh petugas keamanan kampus. Sengaja aku
duduk diluar gedung perkuliahan tepat di samping taman, tubuhku terasa bergetar semuanya
antara grogi dan cinta menjadi satu, Tak lama kemudian kulihat Nina berjalan
sendiri menuju tempatku duduk. Sambil tersenyum manis menyapaku tumben pagi-pagi udah dikampus Al. sedikit
grogi e.. ee iya nih sengaja jawabku dengan
muka pucat dan deg-deg an. Aku berdiri lalu memanggilnya Nina,.. bisa minta waktunya sebentar? Pintaku. boleh jawabnya sambil tersenyum, ada apa? Sambungnya. Ini e ..
ee a.. ak.. aku sebenarnya a.. aaa. Aa suka sama kamu, a.. ee bolehkan aku menjadi
pacarmu? Sedikit kaget syok Nina hanya memandangku dan membisu. Kenapa memandangku seperti itu? Imbuhku.
Oh
nggak ucap Nina seolah detak jantungnya berhenti sejenak. Aku cuman mau Tanya kamu serius apa enggak,
soalnya aku nggak yakin kamu serius jawabnya padaku. Aku serius!!, Nina mau bukti apa dariku? Tanggapku ah,.. lihat besok ajha ya ucap Nina seraya
tersenyum dan melangkah meninggalkanku. Hufftt…..
kutarik nafas panjang-panjang lalu kuhembuskan dengan kuat-kuat.
Di
ruang kuliah aku jadi salah tingkah, merasa malu dan sedikit gori, walaupun
belum mendapat kepastian jawabannya, aku merasa bahagia karena telah
mengungkapkan isi hatiku pdanya. pulang kuliah dengan penuh harapan pada Nina
agar memberi jawaban yang kuinginkan. Sesampainya di kontrakan kuambil whudu’
dan segera sholat dzuhur, selesai sholat, hape ku berdering menandakan SMS
masuk, aku lihat pesan dari Nina, belum sembat kubaca jantungkuku berdetak
kencang tidak karuan. Setelah kubuka hanya pesan yang bertulisan iya.. iya InsyaAllah.. aku bingung
maksudnya apa, namun jawaban itu membuat hatiku bahagia
Bersambung!!!
Nantikan cerita selanjutnya part 2
EmoticonEmoticon