Minggu, 14 Juni 2015

HMI MPO : Masyarakat Harus Hati-hati dengan Tradisi


Kang Mizan
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Bulan suci ramadhan akan segera tiba, dimana bulan ini merupakan bulan yang penuh berkah, bulan pengampunan,  bulan diantara seribu bulan, maka tidak heran jika seluruh masyarakat seantoro jagat bergembira menyambut datang nya bulan suci ramadhan ini.bulan suci yang penuh rahmat dan ampunan dari Allah SWT ini merupakan ladang amal bagi umat islam untuk meningkatkan derajat ketaqwaannya.

Tentu hal ini kita sebagai msyarakat jangan sampai salah persepsi dan aksi dalam menyambut datangnya bulan ramadhan ini, jangan sampai kita terjebak dalam tradisi yang tidak memiliki dalil syar’i yang shahih. Jangan sampai hanya karena warisan budaya kita sebagai umat islam terjebak dengan tradisi yang akan mendekatkan kita pada sifat ke syirikan terhadap Allah SWT.
Tradisi-tradisi di tanah air dalam menyambut datangnya bulan suci ramadhan begitu banyak dengan maksud tujuan sendiri, seperti contohnya:
  1. Mandi balimau atau padusan 
    Mandi balimau atau padusan adalah mandi dengan maksud mensucikan diri menjelang datangnya bulan ramadhan, biasanya dilakukan di sungai-sunga- atau danau-danau yang ada di sekitar masyarakat.  
  2. MegenganMegengan adalah kenduri atau memotong ayam atau kambing sehari sebelum ramadhan bersama keluarga. Tradisi ini kebanyakan dilakukan pada masyarakat jawa
  3. Berma’af-ma’afanTradisi ini dilakukan oleh masyarakat tanah air untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan dengan maksud dan tujuan agar ketika kita berada di bulan ramadhan kita sudah dalam keadaan bersih atau kosong.
Tradisi-tradisi diatas tentu memiliki tujuan yang baik, tetapi kita tetap harus hati-hati jangan karena tradisi kita terjebak dan menjauhkan diri kita dalam mencapai magfiroh Ilahi.
Menyambut datangnya bulan suci ramadhan dengan jiwa yang suci, jasmani yang sehat, dan penuh dengan kegembiraan merupakan bagian dari keimanan dam ketaqwaan kita. Dengan demikian sudah selayaknya penyambutan ramadhan tahun ini  sesuai dengan tuntunan qur’an dan hadist. Bukan hanya sekedar mengikuti atau menjaga tradisi dan budaya atau hanya ikut-ikutan kebanyakan orang yang sebenarnya tidak mengenai ajaran islam itu sendiri.
Semoga kita semua dapat melaksanakan ibadah ramadhan dengan penuh hitmat dan baik dan pada ahirnya kita bisa mencapai magfirah Allah SWT. Wallahu a’lam bish showab,.


Oleh: Mizan Musthofa


EmoticonEmoticon