Mizan Musthofa |
Pesawat Air Asia QZ-8501 jatuh di Laut dalam perjalanan dari
Surabaya menuju Singapura pada 28 Desember 2014 lalu. Pesawat membawa penumpang
155 dengan tujuh awak pesawat ini diduga jatuh akibat adanya awan cumulonimbus. Berdasarkan data Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG), di lokasi hilangnya pesawat Air Asia
ditemukan awan cumulonimbus yang
sangat tebal mencapai 5-10 kilometer. Keberadaan awan ini sering dianggap sebagai momok bagi
kalangan penerbangan. Pengamat Penerbangan menilai bahwa awan tersebut sangat
berbahaya bisa membuat pesawat mengalami kerusakan mesin. Itu sebabnya awan ini
sangat ditakuti oleh kalangan penerbangan.
Di dalam awan cumulonimbus terdapat
butiran es yang mengalir. Kalau butiran ini masuk ke engine, dapat menyebabkan engine mati,
Di dalam awan cumulonimbus, terdapat aliran butiran es yang dapat
membekukan mesin pesawat sehingga menyebabkan kerusakan dan pesawat tidak bisa
terbang lagi. Di dalam awan cumulonimbus juga terdapat badai petir yang
mengilat-kilat.
Namun, jauh 1436 tahun lalu, Allah SWT melalui Nabi Muhammad
SAW telah memaparkan keberadaan awan cumulonimbus tersebut. Berikut fakta kebenaran
Alquran terkait awan cumulonimbus yang tertera dalam Surat An Nur ayat
43.
''Tidakkah engkau
melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan lalu mengumpulkannya.
Allah kemudian menjadikan awan-awan tersebut bertumpuk-tumpuk, lalu engkau
lihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia juga menurunkan butiran-butiran es
dari gumpalan-gumpalan awan yang besarnya bagaikan gunung-gunung.
Maka, ditimpakan-Nya butiran-butiran es itu
kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia
kehendaki. Kilauan kilatannya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.''
Gambaran diatas adalah sebab-sebab terjadinya traged
jatuhnya pesawat Air Asia QZ-8501 yang salah
satunya disebabkan oleh keberadaan awan Comulonimbus. Lalu kemudian
pertanyaanya pada kita, mengapa pada hari itu (tepatnya tanggal 28 Desember
2014) ini terjadi bencana yang cukup besar, dan memakan korban jiwa sebanyak
162. Kita coba review kembali tahun 2004 yang lalu, pas tanggal 26 desember
2004 telah terjadi bencana tsunami di Aceh Ribuan nyawa melayang.
"Apakah mereka tidak
memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka,
padahal telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang
belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas
mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami
binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka
generasi yang lain” (QS. 6:6) juzz 26.
Contoh
lain misalnya gempa di padang sumatera barat pada 30 september 2009, ketika
itu, gempa terjadi pada pukul 17.16 WIB. Jika kita membaca Al quran Surah : 17
(Al Israa’) ayat 16, “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami
perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati
Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah
sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya“.
Lalu
kemudian ada gempa susulan juga terjadi pada pukul 17.58 WIB. Jika dikaitkan
dengan Alquran, di dalam al quran surah : 17 (Al Israa’) ayat 58, “Tak ada
suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya
sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras.
Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz)“.
Lalu
apa kaitannya dengan jatuhnya pesawat Air Asia QZ-8501 yang terbang dari Surabaya
menuju singapura ahir tahun kemaren. Coba kita telusuri mulai awal kejadian
hilang kontak pesawat Air Asia QZ-8501 terjadi pada pukul 06:17, jika kita
amati dalam Al-Qur’an pada surat keenam yaitu surat al-an’am ayat ke 17 (6:17) “Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka
tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia
mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”. (QS.
Al-An’am: 17).
Itu artinya segala sesuatu kejadian bencana alam yang terjadi di bumi
ini adalah suatu yang sudah direncanakan oleh Allah Tuhan sekalian alam. Walaupun
demikian manusia juga tidak boleh lengah dengan keadaan ini. Karena segala kerusakan
alam yang terjadi di muka bumi ini adalah akibat ulah dari tangan kita. “Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari perbuatan mereka, agar
mereka kembali.” (QS. AR-Ruum [30]: 41). Wallahu a'lam bishawab.
EmoticonEmoticon