syair sunan ampel 500 tahun yang lalu mengingatkan kita pada kondisi indonesia raya saat ini, masih dakah yang dimaksud sunan ampel "boyah angon penekno blimbing kui" begitu besar makna yang tersirat dalam syair tersebut, sehingga 100 tahun mungkin tidak cukup untk membuat syair yang seperti itu,
bahasa yang dignakan sangat sederhana, tapi penuh makna..
"iler-iler tandure wong sumilir, tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar, bocah angon-bocah angon penekno blimbing kui, lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodo tiro , tumindak ing pinggir tondomono, yooo sura'oo surak iyo.."
hari ini kita sudah terlalu lama tidur, belum puaskah kita 32 tahun ditidurkan, ini saatnyalah kita ilir-ilir (ayo bangun) dan lihatlah bumi indonesia ini yang subur,, (ijo royo-royo) jika seandainya surga itu bocor indonesia ini adalah tumpahan sebagian kecil surga, tak ada yang mati hidup de negeri ini, karena apa yang kita tanam pasti akan tumbuh,
tapi.. hari ini di negeri kita sendiri, banyak diantar kita yang tak mampu membeli makan, kelaparan dimana-mana, layakkah kita hidup di bumi indonesia ini. maka yang kita cari saat ini adalah (bocah angon) yang akan memimpin indonesia ini, dan meraih (belimbng) untuk mencuci dada kita.
mereka adalah pemimpin untuk semua, bukan untuk kelompok, bukan untuk golongan, tapi mampu menggembala seluruh negeri ini.
wassalam,, salam untuk untuk indonesia
mizan musthofa
EmoticonEmoticon