Kamis, 23 Maret 2017

“KANG SOLEH (Santri Yang Hilang)”

Oleh : Kang Mizan, Sebuah Cerpen

Dipinggiran perairan sebelah selatan kota Terlahir dari sebuah keluarga yang sederhana tidak lah menyurutkan semangat kang soleh dalam menatap kehidupan di dunia ini.  Santri menjadi pilihan utama dalam memilih jalan kehidupan.  Santri  bukanlah orang yang selalu berpakaian serba muslim yang tidak pernah lepas dari sarung dan peci, melainkan berpaikan biasa seperti anak kampung pada umumnya atau istilah bahasa pondok adalah santri kalong yang hanya belajar di masjid ketika magrib tiba dan pulang setelah isya’ begitulah kehidupan kang soleh menjadi santri kalong di kampungnya.

“ Setengah Gelas Kopi”

oleh: Kang Mizan
Pagi itu matahari cukup cerah, sekitar pukul 09:30 wib aku terbangun dari tidurkan karena sorotan matahari masuk pas di mukaku lewat jendela kamar kos kosan. Lagi-lagi aku bangun kesiangan, maklum sebagai mahasiswa yang memiliki cita-cita merdeka secara Illahiyah aku sering kali bergadang bersama teman-temanku seorganisasi. Walaupun terkadang  hanya satu gelas kopi di bagi-bagi namun bagiku itu sangat berarti, maklum anak kos kosan jauh dari orang tua. sesekali aku bersama teman-temanku bedah pemikiran Cak Nun dan Kawan-kawan.