“Internalisasi Khittah Perjuangan”
(mewujudkan jiwa pengader HMI-MPO yang
berahlak mulia untuk indonesia berduaulat)
Oleh: Mizan Musthofa
Wahai Nabi, semoga keselamatan tetap untukmu,
Wahai Rasul, semoga keselamatan tetap untukmu,
Wahai kekasih, semoga keselamatan tetap untukmu,
juga rahmat Allah semoga tetap tercurah untukmu
engkaulah matahari, engkaulah purnama,
engkaulah cahaya di atas segala cahaya,
engkaulah emas murni dan yang sangat mahal,
engkaulah pelita penerang daIam dada.
(Mahallul-Qiyaam)
Khittah Perjuangan bukan hanya sekedar dokumen
organisasi melainkan sebuah dokumen yang menggambarkan konsepsi ideologis yang
menjelaskan sudut pandang HMI terhadap eksistensi semesta yang wajib kita akui.
Selain itu juga merupakan tafsir paradigma gerakan keorganisasian, azas,
tujuan, usaha, dan independensi.[1]
Al-qur’an atau qalamullah menjadi pedoman bagi
setiap insan yang menyakininya, dalam juga merupakan kitab yang tiada duanya di
alam semesta ini, terbukti bahwa tidak ada satupun kitab yang berani meegaskan
sebuah kebenaran didalamnya, kitab ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk
bagi orang-orang bertakwa.[2].
didalam dokumen khittah berjuangan setidaknya ada 125 ayat yang menjadi
referensi pengetahuan isi khittah perjuangan. Mulai ada pembahasan azaz,
tujuan, usaha, dan independensi.
Khittah perjuangan ialah hasil dari pergulatan
pemikiran dalam merespon realita dan kondisi baik ekternal maupuan internal,
sebagai acuan setiap kader HMI sebab didalamnya secara garis besar menyangkut
semua aspek gerakan kemahasiswaan.
Khittah perjuangan bukan dari ahir dialektika
persoalan dimasa kini dan mendatang, namun setidaknya khittah perjuangan
merupakan konseptual dari persoalan yang ada dimasa kini dan mendatang.
Amandemen perubahan dokumen keorganisasian telah berulang kali berubah sesuai
dengan realita, dan kondisi zaman, rumusan tujuan HMI pun berubah sesuai dengan
konteks masa kini dan masa depan dulu awal mulanya tujuan HMI adalah
mempertahankan kemerdekaan dari penjajah sekarang membina mahasiswa islam menjadi
insan ulil albab. Dirubah pada tahun 1988 sampai sekarang. Hasil lokakarya yang
dipelopori oleh kakanda Awalil Rizky menoreh sebuah catatan baru yang disebut
sebagai dokumen keorganisasian atau Khittah perjuangan.
Kader HMI merupakan kader pilihan yang punya
tanggung jawab besar terhadap umat dan bangsa, membangun dan berkarya merupakan
keharusan bagi setiap diri kader tanpa terkecuali. Membangun peradaban umat
salah satu warisan Nabi yang harus tetap diperjuangkan, tidak mengenal kata
lelah dan batas ahir dari sebuah perjuangan. Dalam menkontruksi khittah
perjuangan tentu dibutuhkan pemikiran dan pengetahuan yang utuh untuk memahami
semesta ini.
Dan semua itu harus di implementasikan dalah
kehidupan sehari hari yang diawali dari azaz sampai dengan sikap diri yang
selalu membela yang hak atau benar. Berada dibarisan terdepan dalam mengawal
masyarakat.
Khittah perjuangan sebagai ruh yang menggerakkan
jasad diri kader setiap langkah perubahan yang akan dilakukan, tanpa khittah
jiwa kader akan kehilangan kendali dan merusak tatanan masyarakat yang
dicita-citakan HMI.
Dengan jiwa yang memiliki ahlak yang mulia
akan menjadi penentu sikap idealisme bagi kader HMI, tentunya menginspirasi dan
meneladani Rasulullah sebagai suri tauladan yang baik. Moral bangsa ditengah
globalisme barat ini semakin parah, tidak ada lagi rasa malu dalam diri
masyarakat indonesia. hal ini menjadi fokus utama bagi kader HMI untuk
memperbaiki akhlak masyarakat. Tugas mulia ini diamanahkan kepada kader HMI
melanjutkan Tugas Nabi untuk memperbaiki akhlak masyarakat. Sebagai pendidik
tentu harus memiliki karakter
mu’abbid, mujahid, mujtahid, dan mujaddid.
Terahir sedikit mengutip syair maulid-diba
dalam kitab al-berzanji.
padamu wahai purnama terang.
Padamu sifat-sifat yang indah.
Padamu sifat-sifat yang indah.
Tak seorang pun melebihi kesucianmu…
Sama sekali, wahai Nabi eyangnya sayyid Husain.
Sama sekali, wahai Nabi eyangnya sayyid Husain.
Dan kepadamu curahan rahmat Allah.
Kekal selamanya sepanjang masa.
Kekal selamanya sepanjang masa.
Semoga kita bisa menjadi penerang ditengah kegelapan
zaman
Wallahu a’lam bis showab.
EmoticonEmoticon