sabtu, 26 November 2011 00:00
TEMBILAHAN- Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Indragiri Hilir masih kekurangan stok darah untuk dapat digunakan sewaktu-waktu oleh masyarakat yang membutuhkan.
Demikian disampaikan Sekretaris PMI Kabupaten Inhil, Subowo Radiyanto M Kes di markas PMI Kabupaten Inhil, Jumat (25/11).
Ia menjelaskan, stok darah yang mereka miliki kerap kurang, ini dikarenakan kesadaran masyarkat untuk mendonorkan darah mereka masih rendah. Sementara donor darah sukarela yang diharapkan dari masyarakat, instansi pemerintah, dan perusahaan yang ada di Kabupaten Inhil hingga saat ini masih sangat minim.
"Sekarang donor darah sukarela yang kita dapatkan baru dari Kejaksaan, Polres, Kodim dan Persatuan Muhammadiyah Kabupaten Inhil. Sementara untuk yang lainnya sudah kita kirimi surat dan kita berharap ada donor darah sukarela lagi nantinya," tuturnya.
Dikatakannya, selama ini untuk masyarakat yang membutuhkan darah, pihaknya terlebih dahulu harus mencari dan memanggil sukarelawan, masyarakat atau pihak keluarga yang bisa diambil darahnya untuk didonorkan.
"Secara umum untuk stok darah di Kabupaten Inhil ini memang kurang, sehingga pada waktu ada pasien yang membutuhkan, kita harus mencari donor dari masyarakat atau pihak keluarga pasien," terangnya.
Sementara itu, terkait biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien saat mengambil darah di PMI Kabupaten Inhil, ia menjelaskan untuk darah sebenarnya gratis, tetapi pihaknya memerlukan biaya untuk pengolahan darah. Oleh karena itu, kepada setiap pasien yang memerlukan darah dikenakan biaya.
"Darah yang ada walaupun dari pihak keluarga, sukarelawan dan masyarakat harus diolah terlebih dahulu, agar darah tersebut bebas dari penyakit-penyakit menular seperti HIV AIDS, Malaria dan lain sebagainya. Sehingga darah yang kita transfusikan kepada pasien sudah bersih dan tidak ada mengandung penyakit," katanya.
Dijelaskannya, untuk keperluan dan peralatan pengolahan darah itulah dibutuhkan biaya yang sangat mahal. Silain itu, pihaknya mengikuti peraturan dari PMI Pusat yang menetapkan harga untuk pengolahan darah sebesar Rp 250.000 perkantongnya.
"Sebenarnya kita sangat kekurangan dana untuk pengolahan darah ini, karena biaya yang telah ditetapkan sebesar Rp250.000 itu tidak mencukupi untuk menutupi biaya pengolahan darah. Peralatan yang kita gunakanpun masih manual, dan itu juga merupakan kendala yang kita hadapi saat ini," pungkasnya. (mg8)
sumber:http://www.haluankepri.com
EmoticonEmoticon