Mizan Musthofa |
“PEMIMPIN HARAPAN KAMI”
Oleh: Mizan Musthofa
Berbagai macam sudah di coba, tapi hasilnya tidak ada, mungkin karena mereka tidak memperjuangkan dengan setuluh hati, hanya setengah hati. Terbukti dengan pelaksanaan UN yang baru-baru ini dilaksanakan. Carut-marutnya pelaksanaan UN sampai pada pendistribusian soal UN yang memasukan nama salah satu Calon Presiden RI dan hingga pelelangan Tendher sampai pada adanya indikasi korupsi, sungguh memprihatinkan sekali. Rasa ketakutan yang dialami oleh siswa pada saat Ujian Nasional yang hanya ditentukan dalam waktu tiga hari. Wajar saya pelajar sangat dihantui dengan rasa ketakutan akan menghadapi soal ujian. Hal ini berdampak pada masyarakat luas hingga tumbul ketidak percayaan terhadap pemerintah.
Hari ini berbagai golongan sudah mulai dinampakkan disetiap sudut jalan, dengan janji-janji manisnya. Realita nya masyarkat masih berharap pada pemimpin yang kiranya mampu merubah negeri ini yang semakin lama semakin hancur, tidak tahu apakah pemimpin yang mendatang bisa menjadi harapan kami? Atau malah sebaliknya. Seharusnya tidak ada kata menyerah untuk mewujudkan perubahan dinegeri ini, tapi apalah daya ketika kita mempunyai basic lalu kemudian disingkirkan oleh pemerintah itu sendiri.
Memang dalam kaca mata kami selama ini masyarakat sengaja di didik oleh pemerintah untuk tidak bisa pintar artinya masyarakat memang sengaja di buat untuk tetap bodoh. Terbukti dengan pelayanan yang pemerintah kerjakan, masyarakat kecil selalu di lempar sana, lempar sini, dalam urusan asminidtratif. Dan itu salah satu pembodohan rakyat. Yang seharusnya sesuai dengan tugas dan fungsi pemerintah melayani masyarkat dengan baik dan bijak, bukan malah sebaliknya.
Seorang pucuk pimpinan seharusnya mempunyai mampu mengemudi kan roda pemerintahan ini, ibarat seorang sopir mobil, tahu kemana arah dan tujuannya. Dalam syair melayu “kalau nahkoda tidaklah paham, alamat kapal akan tenggelam” dan hari ini perahu itu sudah tenggelam. Lalu pertanyaannya apakah mampu perahu yang sudah tenggelam itu kita selamatkan? Sangat kecil kemungkinan untuk dapat kita selamatkan, namun masih ada setitik harapan untuk kita bisa membalikan nya, dengan cara menguras isi air yang ada didalam perahu tersebut, secara otomatis kita harus menghilangkan jejak-jejak orang yang kotor itu. Dengan adanya itu maka kita akan terselamatkan dari maut yang mengancam.
Kini kami hanya bisa berharap semoga pemimpin Indoesia kedepan mampu memberikan kontribusi yang rill terhadap massyarakat Indonesia. Pemimpin kedepan mampu menegakan hokum sesuai dengan konstitusi UUD 45, memberantas korupsi yang ada di Indonesia, dan berjuang untuk masyarakat Nusantara.
Oleh: Mizan Musthofa
Berbagai macam sudah di coba, tapi hasilnya tidak ada, mungkin karena mereka tidak memperjuangkan dengan setuluh hati, hanya setengah hati. Terbukti dengan pelaksanaan UN yang baru-baru ini dilaksanakan. Carut-marutnya pelaksanaan UN sampai pada pendistribusian soal UN yang memasukan nama salah satu Calon Presiden RI dan hingga pelelangan Tendher sampai pada adanya indikasi korupsi, sungguh memprihatinkan sekali. Rasa ketakutan yang dialami oleh siswa pada saat Ujian Nasional yang hanya ditentukan dalam waktu tiga hari. Wajar saya pelajar sangat dihantui dengan rasa ketakutan akan menghadapi soal ujian. Hal ini berdampak pada masyarakat luas hingga tumbul ketidak percayaan terhadap pemerintah.
Hari ini berbagai golongan sudah mulai dinampakkan disetiap sudut jalan, dengan janji-janji manisnya. Realita nya masyarkat masih berharap pada pemimpin yang kiranya mampu merubah negeri ini yang semakin lama semakin hancur, tidak tahu apakah pemimpin yang mendatang bisa menjadi harapan kami? Atau malah sebaliknya. Seharusnya tidak ada kata menyerah untuk mewujudkan perubahan dinegeri ini, tapi apalah daya ketika kita mempunyai basic lalu kemudian disingkirkan oleh pemerintah itu sendiri.
Memang dalam kaca mata kami selama ini masyarakat sengaja di didik oleh pemerintah untuk tidak bisa pintar artinya masyarakat memang sengaja di buat untuk tetap bodoh. Terbukti dengan pelayanan yang pemerintah kerjakan, masyarakat kecil selalu di lempar sana, lempar sini, dalam urusan asminidtratif. Dan itu salah satu pembodohan rakyat. Yang seharusnya sesuai dengan tugas dan fungsi pemerintah melayani masyarkat dengan baik dan bijak, bukan malah sebaliknya.
Seorang pucuk pimpinan seharusnya mempunyai mampu mengemudi kan roda pemerintahan ini, ibarat seorang sopir mobil, tahu kemana arah dan tujuannya. Dalam syair melayu “kalau nahkoda tidaklah paham, alamat kapal akan tenggelam” dan hari ini perahu itu sudah tenggelam. Lalu pertanyaannya apakah mampu perahu yang sudah tenggelam itu kita selamatkan? Sangat kecil kemungkinan untuk dapat kita selamatkan, namun masih ada setitik harapan untuk kita bisa membalikan nya, dengan cara menguras isi air yang ada didalam perahu tersebut, secara otomatis kita harus menghilangkan jejak-jejak orang yang kotor itu. Dengan adanya itu maka kita akan terselamatkan dari maut yang mengancam.
Kini kami hanya bisa berharap semoga pemimpin Indoesia kedepan mampu memberikan kontribusi yang rill terhadap massyarakat Indonesia. Pemimpin kedepan mampu menegakan hokum sesuai dengan konstitusi UUD 45, memberantas korupsi yang ada di Indonesia, dan berjuang untuk masyarakat Nusantara.
EmoticonEmoticon