Rabu, 25 Januari 2012

Ratusan Tokoh Masyarakat Kecewa Dengan Bupati Inhil

(ME) INHIL – Ratusan tokoh masyarakat yang datang untuk menghadiri acara Open House di kediaman Bupati Inhil, Indra Muchlis Adnan, bersempena dengan perayaan Idul Fitri 1432 H, Rabu (31/8), mengaku kecewa. Pasalnya, mereka yang datang jauh-jauh sebagai utusan Kecamatan untuk menghadiri acara Open House tersebut, ternyata tidak bisa bertemu Indra, karena sang Bupati sedang tidur.

Informasi yang didapat detikriau.net, dari salah seorang tokoh masyarakat asal Inhil yang berdomisili di Tanjungpinang, Rivai Hamta, ratusan tokoh masyarakat tersebut berasal dari tiga Kecamatan yang ada di Kabupaten Inhil yang salah satunya berasal dari Kecamatan Tanah Merah.

“Saat ini saya tengah mudik lebaran di Kecamatan Tanah Merah, Inhil dan mendapatkan informasi bahwa sekitar 50 an tokoh masyarakat yang merupakan utusan Kecamatan Tanah Merah untuk menghadiri Open House di kediaman Bupati, kecewa karena tidak bertemu dengan Bupati,” kata Rivai.


Menurut Rivai, kedatangan para tokoh masyarakat tersebut, adalah resmi sebagai utusan Kecamatan, atas undangan dari Camat setempat. Dengan menaiki speedboad dengan jarak tempuh sekitar 1 jam, mereka tiba di kediaman Bupati, sekitar pukul 13.30 WIB. Bersama dengan utusan dari Kecamatan Sungai Batang dan Kecamatan Enok, mereka kemudian menunggu acara Open House Bupati Inhil, kembali dibuka, setelah jam istirahat.

Lanjut Rivai yang biasa dipanggil Daeng Paratte di Kuala Enok, Kecamatan Tanah Merah ini, setelah menunggu beberapa waktu berselang, ternyata kegiatan Open House Bupati, tidak kunjung dibuka kembali, setelah waktu istirahat. Para tokoh masyarakat kemudian hanya ditemui, ajudan Bupati dan menjelaskan bahwa Bupati Indra Muchlis Adnan, tengah tidur dan baru bangun sekitar pukul 16.00 WIB.

“Mendapat penjelasan ini, para tokoh masyarakat tersebut tentu kecewa Apalagi, alasan yang disampaikan dinilai tidak masuk akal, yakni Bupati tengah tidur dan baru bangun pukul 16.00 WIB. Dan para tokoh masyarakat ini kemudian kembali ke daerah asal masing-masing, dengan menelan rasa kecewa dan kesal, karena merasa dilecehkan oleh pemimpin daerah mereka sendiri,” kata Rivai menilai.

Rivai menambahkan, seharusnya Indra Muchlis Adnan, selaku Bupati, menerima para tokoh masyarakat tersebut, dan meninggalkan tidurnya sejenak. Apalagi, pertemuan seorang Kepala Daerah dengan masyarakatnya dalam silahturahmi di hari Idul Fitri sebagai hari kemenangan dan mulia, dilakukan hampir seluruh pejabat pemerintahan di Indonesia.

“Saya juga jadi bertanya-tanya ada apa dengan Bupati Inhil ini? Apa karena sudah 2 periode dan tidak bisa mencalonkan kembali sehingga, acuh dengan masyarakatnya. Ini silaturahmi di hari yang fitri loh,” ucap Rivai bertanya.

Sebagai bagian dari masyarakat Inhil yang ada di perantauan, ungkapnya, mendengar tokoh masyarakatnya diperlakukan seperti itu, tentu membuat dirinya juga merasa kecewa dengan Bupati pilihan masyarakat tersebut. Apalagi, Indra Muchlis yang sudah 2 periode menjabat sebagai Bupati Inhil, kini tengah digadang-gadangkan Partai Golkar untuk maju sebagai Kandidat Gubernur menggantikan Rusli Zainal yang juga berasal dari Inhil.

Kata Rivai, dari informasi yang ia dapatkan dari salah seorang Wakil Ketua DPRD Inhil, perilaku Indra memang kerap demikian. Bahkan, pernah suatu waktu dalam satu acara pemerintahan di Pabenaan Kecamatan Reteh, acara tertunda beberapa waktu karena Indra juga tertidur dalam speedboad.

“Bupati sebenarnya sudah di tempat, tetapi tertidur dalam speedboad dan tidak ada yang berani membangunkan,” jelas Rivai, mengulang perkataan Wakil Ketua DPRD Inhil tersebut.

Terhadap hal-hal seperti ini, Rivai mempertanyakan komitmen Indra Muchlis Adnan sebagai kepala daerah. Apalagi, terhadap perjuangan pembentukan Kabupaten Inhil Selatan yang stagnan meski telah berlangsung selama kurun waktu 7 tahun. 


EmoticonEmoticon