Rabu, 25 Januari 2012

Demokrat Beri Isyarat Pada Anas untuk Mundur? "Kami serahkan kepada Pak Anas," kata anggota Dewan Pembina Demokrat Hayono Isman.

Mizan Education – Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman mengakui, saat ini Partai Demokrat menghadapi situasi sulit bersama ketua umum mereka, Anas Urbaningrum.

“Oleh karena itu, masalah nonaktif, masalah mundur, kami serahkan kepada Pak Anas,” kata Hayono di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu 25 Januari 2012.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengumpulkan anggota-anggota dewan pembina partai di kediamannya di Cikeas untuk membahas masa depan Partai Demokrat, termasuk nama Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum yang selalu kerap disebut-sebut Nazaruddin terlibat kasusnya.

Hayono menegaskan, Partai Demokrat berada di belakang Anas karena secara hukum dirinya belum dinyatakan bersalah. “Partai Demokrat hormati proses hukum. Untuk saat ini, kami serahkan pemikiran (soal pengunduran diri Anas) dan langkah-langkah ke depan yang harus dilakukan oleh partai, kepada Anas,” ujar Wakil Ketua Komisi I DPR itu.

Namun ketika ditanya apakah dirinya sempat menyarankan agar Anas lebih baik nonaktif dari posisinya sebagai ketua umum partai, Hayono tak menampiknya. “Mungkin. Itu pilihan yang kami serahkan kepada Anas. Keputusan itu kami serahkan ke ketua umum, apa amanah yang terbaik. Saya yakin beliau sudah lakukan pertimbangan,” tutur Hayono.

Menurutnya, situasi Demokrat kini menjadi lebih sulit karena berdasarkan berbagai survei terbaru, elektabilitas Demokrat berada di bawah PDIP dan Golkar, meski popularitas SBY sendiri masih cukup tinggi. “Ini situasinya. Kami ingin masalah ini juga dipertimbangkan ketua umum,” kata Hayono.

Ia lantas menyinggung hasil berbagai survei kredibel yang menyatakan elektabilitas Partai Demokrat sejak Juni 2011 menurun karena kasus Nazaruddin. “Ini memang berdampak buruk kepada partai,” ujar Hayono. “Tentu itu jadi pertimbangan bagi ketua umum, apa langkah-langkah ke depan yang terbaik bagi kehormatan Mas Anas sebagai politisi maupun citra partai,” imbuhnya.

Hayono juga mengakui, Demokrat harus mengantisipasi segala kemungkinan, termasuk apabila Anas ditetapkan menjadi tersangka dan selanjutnya diputus bersalah oleh pengadilan. “Ini tentu harus diantisipasi. Tapi tidak boleh kita bicara KLB (Kongres Luar Biasa) dan menurunkan Anas Urbaningrum, karena tidak ada dasar hukumnya,” kata dia.

Saat ditanya apakah itu artinya Demokrat memberi sinyal kepada Anas untuk mengundurkan diri dari jabatannya selaku ketua umum partai dengan kesadaran pribadi, Hayono juga tak memberi jawaban pasti. “Kami menganggap Anas sebagai ketua umum sudah matang dan tak akan diintimidasi oleh siapapun,” kata Hayono. (eh)




sumber: http://politik.vivanews.com


EmoticonEmoticon