Rabu, 29 Oktober 2014

Tahun Baru Islam Sebagai Pendidikan Ahlak

Tahun baru hijriah mengingatkan kita kepada peristiwa spektakuler yng perneh terjadi dalam sejarah islam, yaitu peristiwa “hijrah”. Hijrah secara harfiah adalah perpindahan dari satu negeri ke negeri lain. Secara historis hijrah adalah peristiwa keberangkatan nabi Muhammad SAW dan para sahabat dari kota makkah menuju kota yasrib, yang kemudian kita sebut dengan al-madinah munawarah.
Ditetapkannya peristiwa ini sebagai awal tahun dari penangalan atau kalender islam, hal ini mengandung hikmah berharga bagi umat islam.
Pertama: peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dari kota makkah ke madinah merupakan awal sejarah yang memiliki makna yang sangat berarti bagi kaum muslimin, kaena hijrah merupakan tongak kebangkitan Islam yang semula diliputi oleh situasi yang tidak kondusif kota makkah menuju kota yang prospektif di madinah.

Kedua: hijrah juga mengandung semangat perjungan tanpa putus asa rasa optimisme yang tinggi , yaitu semangat berhijrah dari hal-hal yang buruk kepada yang lebih baik. Rasulullah dan para sahabatnya telah melawan rasa sedih dan takut dengan berhijrah esti harus meninggalkan tanah kelahiran saudara dan harta benda.
Dalam sebuah riwayat mengatakan, ada seorang yang mendatangi rasulullah dan berkata “ hijrah telah berahir ya rasulullah” Nabi bersabda “sesungguhnya hijrah itu tidak ada hentinya, sehingga terhentinya taubat, dan taubat itu tidak ada hentinya sampai matahari terbit dari barat”.
Untuk itu mari kita jadikan makna hijrah sebagai semangat menyambut masa yang akan datang dengan penuh harapan, kita harus yakin bahwa sehabis gelap akan terbit terang, setelah kesusahan akan datang kemudahan.
Zaman itu sungguh menakjubkan, sekali waktu engkau akan mengalami keterpurukan, tetapi pada saat lain engkau akan memperoleh kejayaan, kata imam Syafi’i. Maka jadikan tahun baru hijriah ini sebagai momentoum hijrah dari yang tidak baik kearah yang lebih baik, kusunya dengan ahlak kita hari ini. Karena setiap manusia tak luput dari salah dan dosa dan sudah sewajarnya kita sebagai hamba mohon ampunanNya.
“karena dosa bukan untuk ditangisi melainkan untuk diperbaiki” salam.


Oleh : Mizan Musthafa (Kader HMI-MPO Sumatera)


EmoticonEmoticon