“Dimana Jilbab Mu Wahai Saudaraku”
Oleh: Mizan Musthofa[1]
Asslamu’laikum,,
Islam
adalah agama rahmatalil’alaim, (rahmat bagi seluruh alam), dan itu terbukti
dengan mulai hadirnya agama islam di bumi ini. Pada masa itu banyak orang
menyebut masa jahiliyah (zaman kegelapan/kebodohan), hadirnya islam membawa
cahaya diatas gelapnya dunia. Zaman jahiliyah pada umumnya masyarakat makkah
menyembah berhala (patung dari batu), dan ketertindasan kaum wanita pada masa
jahuiliyah sangat terlihat sekali, bahkan wanita tidak dibolehkan untuk hidup. Hadirnya
Rasulullah SAW membawa cahaya bagi kaum wanita dengan memberikan hak untuk
hidup, dan mencoba mengangkat derajat wanita yang apada ahirnya wanita
mempunyai kesamaan gender antara kaum laki-laki dan kaum perempuan.
Jilbab ini tak sekedar penutup kulit yang hitam atau
coklat karena termakan iklan pingin berkulit putih, Jilbab ini tak sekedar
penutup kaki yang tidak panjang semampai
Jilbab ini tak sekedar ingin ikut-ikutan tren karena banyak artis berjilbab, Jilbab ini tak sekedar karena beli bahan kepanjangan mau buat apa sisanya, Jilbab ini bukan dipakai karena memang terpaksa karena instansi tempat kita belajar atau bekerja mengharuskan kita untuk berjilbab, Jilbab ini dipakai bukan karena ingin mencari perhatian lawan jenis agar dinilai alim …
Jilbab ini tak sekedar ingin ikut-ikutan tren karena banyak artis berjilbab, Jilbab ini tak sekedar karena beli bahan kepanjangan mau buat apa sisanya, Jilbab ini bukan dipakai karena memang terpaksa karena instansi tempat kita belajar atau bekerja mengharuskan kita untuk berjilbab, Jilbab ini dipakai bukan karena ingin mencari perhatian lawan jenis agar dinilai alim …
Muslimah, lebih dari itu semua, ketahuilah bahwa di
antara kasih sayang Allah terhadap kaum wanita adalah tidak mengabaikan hal-hal
yang dapat menjadi kemaslahatan bagi mereka kecuali menganjurkannya dan memerintahkannya,
dan tidak membiarkan apapun yang membahayakannya kecuali memperingatkannya dan
menghindarkannya dari mereka.
Muslimah, bentuk kasih sayang Allah kepada kaum
perempuan adalah memerintahkannya supaya mengenakan hijab yang syar’i jika ia
telah mencapai usia baligh dan lebih banyak menetap dirumah. Allah berfirman
dalam QS. Al-Ahzab 33, “Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan
janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti orang-orang jahiliah yang
dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan
Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,
hai ahli bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
Juga dalam QS. An-Nuur 3, “Katakanlah kepada
wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara
kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang
(biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau
putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anaka-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertobatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Dan Juga dalam QS. Al-Ahzab 59, “Hai Nabi
katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang
demikian itu supaya mereka tidak diganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Bagi saudari-saudariku yang sudah mengenakan pakaian
muslimah tentu sudah tidak asing lagi dengan ayat-ayat diatas, bukan maksudku
untuk meremehkan kalian semua dalam hal ini, akan tetapi saya tuliskan kembali
semua ini sekedar untuk mengingatkan kembali tentang semangat kita semua dalam
berpakaian mauslimah yang syar’i, karena di zaman yang serba modern saat ini
bukanlah hal mustahil jika kita bisa saja tergoda oleh buaian dunia sehingga
jauh dari aturan-aturan syariat. Naudzubillah. Tak terkecuali diri saya. Semoga
kita terhindar dari itu semua. Aku yakin, dengan saling mengingatkan di antara
kita, Insya Allah akan menambah keimanan kita .
Teruntuk saudariku yang belum terketuk hatinya untuk
mengenakan jilbab syar’i semoga dapat menambah wawasan dan menambah keyakinan
bahwa tak ada kerugian ketika kita menaati apa yang Allah perintahkan. Saya dan
muslimah lain mendoakan semoga kalian diberikan hidayah-Nya. Dan juga para
lelaki, para suami maupun calon suami, sudah kewajiban Anda untuk juga tahu
akan hal seperti ini karena Anda adalah pemimpin/calon pemimpin dalam keluarga
yang tentunya anda mempunyai istri atau anak-anak perempuan yang menjadi
tanggung jawab Anda untuk senantiasa mengingatkan dalam kebaikan dan nantinya
pasti dimintai pertanggung jawaban.
Saudariku sudah selayaknyalah kita memudahkan
orang-orang yang bertanggung jawab, karena kesadaran kita sendiri untuk
berjilbab karena kita tahu kita lebih takut kepada Allah.
Saudariku, lalu sebenarnya hijab yang wajib dikenakan
itu seperti apa?
- Menutup seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan
- Tebal dan tidak transparan
- Tidak mengundang fitnah atau menjadi perhiasan bagi dirinya
- Longgar tidak menggunakan wangi-wangian
- Tidak menyerupai kaum laki-laki
- Tidak berbusana seperti wanita non-muslim
- Tidak mencolok
Saya hanya menuliskan poin-poinnya saja. Selanjutnya
Anda bisa mengakses lewat buku-buku, Saudariku, sudahkah kita, istri kita,
anak-anak kita nantinya, saudara perempuan kita berjilbab sesuai syariah? Mari
senantiasa perbaiki niatan kita dan juga busana kita sehingga ketika kita
berpakaian tidak hanya sekedar ikut tren tapi juga berniat melaksanakan
perintah Allah yang menuai pahala.
Saudariku, semoga tulisan sederhana saya ini bisa
kembali mengingatkanku dan kalian semua. Dakwah tidak sekedar berkata akan
tetapi butuh suri tauladan. Semoga kita bisa mengikuti suri tauladan yang baik,
Nabi Muhammad Saw. Semoga kita senantiasa dimudahkan oleh-Nya untuk menapaki
dinul Islam. Amiin
EmoticonEmoticon