Sabtu, 19 November 2016

Wajah politik indonesia

November menjadi bulan yang begitu populer di dunia sosial media, diawali dari aksi damai 411 beberapa minggu lalu manjadi titik sentral perbincangan hangat dikalangan nitizen. Pro dan kontra menjadi dinamikan yang alot dan saling mengklaim kebenaran yang absurd. Caci maki seolah menjadi trend dikalangan pembela dan penuntut. Hingga kepanikan para buzzer yang ikut mengemudi nitizen saling gaduh.
Hari berganti minggu berlalu perdebatan terus mengalir disetiap beranda facebook dan twitter. Kepanikanpun terjadu di tingkat tertinggi elit ini, sowanan rutinpun dilakukan untuk mendukung kebenaran absurd. Aliby konyol pun terus digerakkan. Sementara gelombang rencana jilid III terus digelorakan, semangat pembela dari berbagai daerah terus benmunculan.

Kang Mizan: Jokowi Dinilai Tak Serius Tanggapi Aksi Damai 4 November

JAKARTA, – Aksi yang terjadi pada 4 November kemarin menuai pro dan kontra. Aksi yang berjalan kondusif hingga pukul 18.00 WIB, membuktikan komitmen para demonstran. Meskipun sempat terjadi kericuhan setalah pukul 19.00 WIB, namun kericuhan tersebut cepat mereda.
Mantan Ketua Umum Badko HMI Sumatera Raya, Mizan Musthofa menyesalkan sikap Presiden Jokowi yang tidak serius dalam menanggapi aksi damai menuntut penista agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk segara diproses hukum.

“Pemuda dalam Wacana Islam Progresif”

Kang Mizan
Oleh: Mizan Musthofa
“Pemuda, bukan hanya sekedar manusia biasa. Dipundaknya agama, bangsa dan negara deperaruhkan. Bukan hanya generasi pengganti orang tua, namun tiang agama dan bangsa tegak dihatinya. Berani merobohkan tembok penguasa demi membela keadilan untuk masyarakatnya”.
(Kang Mizan)

Oktober merupakan bulanya pemuda indonesia, tepat Tanggal 28 Oktober hari Sumpah Pemuda indonesia. Dibulan ini menjadi momentum bagi kita “Pemuda” untuk mengekplorasi gagasan dan pemikiran dalam pembangunan manusia modern.

Pemuda dan Masa Depannya

Oleh : Mizan Musthofa*
Hai.. pemuda bangkitlah, ditanganmu cita-cita bangsa diserahkan,
dihatimu moralitas bangsa dipertaruhkan,
dikakimu pembangunan digantungan.
Jangan hanya diam, apalagi berpangku tangan,
bangkit dan melawan penindasan demi ibu pertiwi dan masa depan.
(KangMizan)